Kota Bandung, BOMEN News.com – Upaya mewujudkan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan bebas kekerasan kembali di gaungkan oleh Pemerintah Kota Bandung. Hal itu di tandai dengan di gelarnya Deklarasi Kota Bandung Menuju Zero Bullying yang berlangsung di SDN 113 Banjarsari, Rabu (29/10/2025).
Acara tersebut di hadiri langsung oleh Wali Kota Bandung H. M. Farhan, di dampingi Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, perwakilan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Bunda Forum Anak Kota Bandung. Hadir pula para tokoh penting, guru, orang tua, serta ratusan siswa SDN 113 Banjarsari.
Deklarasi di buka dengan penampilan kreatif dari siswa-siswi SDN 113 Banjarsari. Di lanjutkan dengan pembacaan ikrar Deklarasi Zero Bullying yang di bacakan secara lantang oleh perwakilan murid. Ikrar tersebut berisi komitmen seluruh warga sekolah untuk menolak segala bentuk kekerasan, perundungan, dan diskriminasi di lingkungan sekolah.
Dalam sambutannya, Wali Kota Bandung H. M. Farhan menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Menurutnya, gerakan menuju Zero Bullying harus menjadi tanggung jawab bersama, tidak hanya oleh pihak sekolah, tetapi juga oleh keluarga dan masyarakat.
“Anak-anak adalah masa depan kita. Mereka harus tumbuh dalam lingkungan yang aman, penuh kasih, dan tanpa rasa takut. Pemerintah Kota Bandung berkomitmen menciptakan sekolah yang ramah anak dan bebas bullying,” ujar Farhan.
Ia juga menegaskan bahwa langkah preventif lebih penting daripada sekadar menindak. Oleh karena itu, pemerintah akan terus memperkuat edukasi karakter, literasi empati. Dan pelatihan guru untuk mendeteksi serta menangani kasus perundungan sedini mungkin.
“Kita harus antisipatif. Jangan menunggu ada korban baru bertindak. Mari kita mulai dari hal kecil: saling menghargai, tidak mengejek, dan berani membela teman yang di rundung,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala DP3A Kota Bandung, Dra.Uum Sumiati M.Si menyebutkan. Bahwa saat ini angka permasalahan bullying di Kota Bandung masih berada di kisaran 10 persen dari total laporan kekerasan anak. Meski begitu, pihaknya berkomitmen untuk terus menekan angka tersebut hingga mencapai nol kasus.
“Angka ini memang tidak besar, tetapi satu kasus saja sudah terlalu banyak. Kami terus melaksanakan berbagai program pencegahan, pendampingan psikologis. Serta sosialisasi ke sekolah-sekolah agar Bandung benar-benar bebas bullying,” ungkap Dra. Uum Sumiati M.Si.
Ia juga mengajak para pendidik dan orang tua untuk menjadi garda terdepan dalam membangun karakter anak yang berempati dan berani menolak kekerasan.
“Sekolah dan rumah harus menjadi tempat paling aman bagi anak. Mari kita bersama-sama wujudkan Bandung yang ramah anak, mulai dari hal sederhana: saling menghormati dan menyayangi,” ujarnya.
Acara puncak di tandai dengan penandatanganan komitmen “Kota Bandung Menuju Zero Bullying” oleh Wali Kota Bandung, perwakilan dinas terkait, kepala sekolah, guru, dan siswa. Kegiatan di tutup dengan doa bersama serta foto bersama seluruh peserta sebagai simbol persatuan dan tekad bersama mewujudkan Bandung yang aman, damai, dan ramah anak.***
Wawat S/Suryana.













