Subang, BOMEN NEWS.com –
Teka-Teki siapa calon Bupati Subang masih simpang siur, tidak banyak calon bupati Subang yang muncul. Hanya saja, ada banyak nama yang santer untuk mencalonkan diri.
Dari nama-nama yang hari ini banyak di beritakan maju sebagai Calon Bupati Subang di antaranya adalah Ruhimat yang merupakan Bupati Subang Periode 2018-2023 yang lalu, nama lainnya ada Mantan Wakil Bupati, Agus Masykur dari partai PKS, nama lainnya adalah Aceng Kudus yang merupakan Ketua DPC Gerindra Subang.
Untuk calon PDIP, ada 2 nama yang ramai di bicarakan yakni Narca dan Ating Rusnatim. Sementara dari Golkar, ada nama ketua DPD yakni Elita Budiarti dan Reynaldi Putra. Sementara Dari Nasdem ada nama Asep Rohman Dimyati.
Sejauh ini peta politik di kabupaten Subang masih cair, Ruhimat sebagai petahana belum terlalu gencar melakukan gerakan politik. Meskipun banyak sekali nama yang ingin bersanding dengan Ruhimat,” kata Dadang Nurjaman.
Selain itu, lanjut Dadang, berbeda dengan pilkada sebelumnya yang bahkan dari satu tahun sebelumnya, kandidat sudah wara wiri untuk mencari dukungan baik dukungan masyarakat maupun dukungan partai politik.
Pilkada kalii ini terasa belum ramai meskipun waktunya sudah mendekati pendaftaran di Agustus 2024 nanti, hal ini bisa jadi efek dari pesta demokrasi pilpres dan Pileg yang baru selesai, sehingga kandidat bertahan untuk bergerak karena faktor financial yang baru selesai Pileg.” Ungkapnya.
Terkait dengan Peluang Ruhimat yang merupakan mantan Bupati Subang, Dadang menjelaskan bahwa Ruhimat masih punya kans yang cukup tinggi meskipun harus berhenti dulu dan di gantikan oleh PJ Bupati.
Ruhimat sejauh ini masih punya peluang cukup bagus karena dinilai masih punya basis setelah jadi Bupati. Meskipun secara kendaraan masih harus berjuang untuk mendapatkan rekomendasi partai politik,” tegasnya.
Terkait dengan nama lain yang di nilai kuat, Dadang menjelaskan bahwa nama-nama baru yang muncul. Tentu butuh kerja ekstra untuk di kenal dan di sukai masyarakat Kabupaten Subang.
Tidak cukup hanya dengan memasang spanduk dan baliho, tapi politik kehadiran sangat di perlukan saat ini. Sehingga masyarakat bisa menentukan pilihan yang benar tidak seperti memilih kucing dalam karung,” Pungkasnya. (H. Ade Bom)
