Subang, BOMEN NEWS.com –
Adewiyah salah satu Guru Pendamping rombongan Siswa SMK Lingga Kencana yang Selamat dalam insiden kecelakaan bus pariwisata Putera Fajar di Ciater, Subang, Sabtu (11/5). Bus tersebut membawa puluhan Siswa SMK Lingga Kencana Depok yang berwisata merayakan perpisahan sekolah.
Saat temui di Puskesmas Palasari, Adewiyah menceritakan detik-detik kecelakaan yang menewaskan 11 orang itu.
Guru perempuan itu bercerita, semula perjalanan menuju kawasan Ciater baik-baik saja. Saat memasuki waktu Salat Magrib, bus berhenti. Rombongan pun ibadah dan makan malam.
“Bus sebelum istirahat magrib, masih normal tak masalah, namun setelah melanjutkan perjalanan setelah makan di RM Bang Jun dan salat Magrib, tiba-tiba sekitar lima (menit) perjalanan, bus langsung oleng dan menabrak Mobil Feroza serta tiga motor sebelum akhirnya terguling,” ujar Adewiah, Minggu (12/5) dini hari.
Mobil tersebut oleng pada saat melintasi turunan. Para penumpang di dalam bus seketika panik.
“Saat mobil oleng dan menabrak Feroza anak-anak langsung menjerit sambil mengucapkan takbir. Allahu Akbar, Allahu Akbar. Akhirnya mobil terguling, dan kita sudah tak tahu apa-apaan lagi,” ucapnya.
Siswa Lihat Kru Bus Lakukan Perbaikan
Adewiyah tak mengetahui penyebab bus oleng hingga akhirnya terjadi kecelakaan. Namun, berdasarkan keterangan dari anak didiknya, saat istirahat makan malam, kondektur bus sempat memperbaiki kendaraannya.
“Kata anak-anak yang melihat memperbaiki mobil tersebut, kondektur memperbaiki di bagian rem, di duga remnya blong,” kata dia.
Belum ada keterangan resmi soal penyebab kecelakaan tersebut. Dugaan sementara dari pihak kepolisian bus oleng karena rem blong. Selain polisi dan Kemenhub, KNKT juga akan melakukan investigasi atas kecelakaan tersebut.
Bus yang terlibat kecelakaan itu adalah salah satu dari tiga bus yang di gunakan untuk mengangkut pelajar kelas XII SMK Lingga Kencana Depok. Mereka berangkat dari Depok pada Jumat (10/5).
“Kita rombongan semuanya tiga bus, pada saat berangkat sempat berwisata dulu Tangkuban Parahu, kemudian langsung ke Bandung untuk merayakan perpisahan kelas XII di Hotel Nalendra Cihampelas,” jelasnya.
Dari keterangan Adewiyah, jumlah siswa yang ada di Bus Pariwisata Putera Fajar tersebut berjumlah 53 orang. Kemudian guru pendamping tiga orang dan kru bus sebanyak empat orang. Totalnya ada 60 orang dalam bus tersebut.
“Siswa kami yang meninggal semuanya berjumlah Sebelas orang dan satu orang guru,” ucapnya.
(H. Ade Bom)