Subang, BOMEN News.com –
Tokoh Warga Masyarakat Kecamatan Cijambe, meminta Pemangku Kebijakan di Kabupaten Subang. Menyelesaikan permasalahan apa penyebab sering terjadi Longsor di jalan Cijambe Cirangkong. Minta di bangun saluran Air (Drainase ) di sepanjang jalan Cirangkong – Cijambe. Dan di bangun Gorong-Gorong di beberapa titik yang ada saluran air di bagian atas gunungnya. Agar jalan Kabupaten Cijambe menuju ke 4 desa tidak terputus.
Hal tersebut di Ungkapkan Tokoh Masyarakat Kecamatan Cijambe, Mama Sirojudin yang merupakan Warga Kampung Cikupa Rw. 06 Desa Cirangkong Kecamatan Cijambe.
Menurut dia, seingat saya yang hidup mudanya di Jaman orde baru dari Cijambe menuju Cikupa desa Cirangkong sejauh 10 Km, di tempuh dengan Jalan Kaki apalagi di waktu malam hari dan kondisi Jalanpun masih Tanah merah dan becek.
Tidak pernah mendengar terjadi longsor apalagi bahu jalan terkikis. Meskipun di guyur hujan, setiap hari melewati jalan itu terasa aman dan nyantai.
Namun berbeda dengan jaman sekarang di saat jaman reformasi jalan sudah Hotmik walaupun kekuatannya hanya dua tahun sudah rusak kembali. Kendaraan sudah hampir setiap orang memilikinya, namun rasa was-was jika melewati jalan tersebut di saat musim hujan itu selalu ada.
Kami Sebagai warga Masyarakat sependapat dengan warga Cijambe lainya, tolong carikan solusi apa penyebab terjadi longsor terus di saat musim hujan sekarang. Karena dulu dulu tidak terjadi, ini mungkin ada penyebabnya, apakah akan dibiarkan jalan Cijambe- Cirangkong Putus.
Kemudian setiap Hujan Air Tumpah kejalan dan akhirnya mengikis bahu jalan akibat tidak ada Gorong-gorong. Dan tidak adanya saluran Air di sepanjang akibat sering terkikisa bahu Jalan akhirnya jalan semakin sempit.
Adapun yang di lakukan perbaikan jalan, pola penangannnya sangat salah bukannya tebing di Kupas jalan di perlebar. Dan di buatkan Saluran Air dan di bangun Gorong-Gorong agar air mengalir kearahnya jika air tersebut di salurkan dengan baik.
Ini malah di bangun di pasang beronjong dan Cor beton di bagian bawah. Tujuannya memperlebar jalan buktinya kondisi sekarang hujan terus turun air tumpah kejalan bahu jalanpun terus terkikis.
Menurut Tokoh Cijambe meminta kepada setiap Pemangku kebijakan di Kabupaten Subang, agar di pikirkan dengan matang dan di kaji oleh pejabat yang berkopeten. Sayang Uang miliaran rupiah kurang bermanfaat.
Sementara Runib, warga Kampung Lempar desa Cijambe Selaku Operator Becho yang sering membersihkan tumpukan mateial Longsor di jalan Cijambe-Cirangkong. Sangat mendukung apa yang di sampaikan Mama Sirojudin.
Di tambahkan Runib, seharusnya pihak Perum Perhutani mendukung dengan adanya rencana pembangunan pelebaran Jalan Cijambe-Cirangkong. Di saat itu Kayu di sepanjang hutan yang bagian atas jalan sudah di klaim dua meter keatas untuk di tebang.
Namun sampai sekarang belum di lakukan artinya tidak serius pihak Perum Perhutani dalam mendukung pembangunan pelebaran jalan. Padahal jalan itu sangat di butuhkan oleh semua pihak tidak terkecuali Perum Perhutani. Karena setiap penebangan kayu di hutan dan mengangkut Bambu Getah Pinus melalui jalan tersebut.
Jika kayu yang berada di sepanjang Jalan itu sudah di Tebang. Saat
Membersihkan matrial longsoran akan di manfaatkan di setiap jalan yang sempit bagian tebing akan di kupas dengan sistem di Traf.
Saya menjamin tidak akan terjadi pergeseran tanah, karena mengerjakan seperti itu bukan hal yang baru bagi saya, ujar Runib.
Sementara itu, Etis Sutisna warga Masyarakat Kampung Sukamanah Cijambe. Menduga penyebab sering terjadinya longsor di daerah Gunung Panenjoan. Di duga di sebabkan oleh adanya pengolahan lahan di Permukaan Gunung oleh PT. Moreli Makmur semula Kebun teh di ganti Tanam Nanas.
Sepengetahuan saya di saat kecil sering mengambil Kayu Bakar di Kebun Teh tersebut Posisi Kebun itu berbentuk Piramida Miring ke Utara dan Keselatan.
Namun setelah adanya aktivitas PT. Moreli Makmur yang bergerak usahanya di bidang Perkebunan Nanas di lahan seluas kurang lebih 200 Hektar, yang berada di rua lokasi di desa Cirqngkong, dan di Gunung Panjoan masuk ke desa Cijambe.
Untuk lokasi GUnung Panenjoan terjadi berubah bentuk yang semula bentuk Piramida jadi di ratakan karena di bangun jalan bahkan kelihatannya aga miring ke utara kebagian tebing Gunung.
Sehingga Setiap hujan turun Air yang di Permukaan Gunung itu mengalir ke Tebing Gunung bagian utara patut di duga penyebabnya itu, karena di jaman masih aktifitas PT. Moreli juga sering terjadi Longsor. Terang Sutisna.